Sunday, September 28, 2008

Aku ingin Menikah Yang...

Bukan karena aku ingin melakukan hal yang selama ini dilarang oleh agama, tapi aku ingin menikmati pernikahan itu sendiri.
Aku tau tak mudah untuk menjalani sebuah pernikahan, suatu ikatan erat yang tak bisa dimainkan layaknya orang yang berpacaran.Tapi aku inginkan itu, aku ingin menikmati susahnya menjadi seorang istri, mempunyai anak dan mengurus mereka..aku suka akan hal itu dan aku akan menganggapnya sebagai suatu ibadah karena ada tantangan yang harus aku lalui, disamping menjalankan roda rumah tangga juga berkarir untuk diriku sendiri.


Bukankah kamu tau, dari dulu aku ingin sekali menikah muda. Kamu mau tau alasannya? Karena aku suka melakukan hal itu, aku merasa bangga menjadi seorang istri sekaligus menyandang status ibu bagi anak-anakku, melihat perkembangan mereka dari kecil hingga dewasa.. menaklukkan rasa penatku setelah sehari bekerja. Mengurus suami yang sangat aku hormati juga aku cintai, memberikannya limpahan cinta dan ingin selalu tampil cantik didepannya. Itulah yang ingin aku lakukakan.

Aku tau ini gak gampang untukmu, aku tau banyak hal yang kamu fikirkan. Tapi terkadang hal itu hanya sebuah keinginan, dimana manusia tak bisa lepas dari rasa puas. Saat keinginan telah tercapai, kamu pasti menginginkan hal yang lain lagi.
Kamu tau sayang?? menikah itu ibadah, dengan menikah kamu telah menyempurnakan ibadahmu juga agamamu. Menikah bukanlah hal yang palingmanakutkan, setidaknya menurut versiku, karena semua tak akan berbeda,kecuali hidup bersama dengan kewajiban masing-masing.

Kamu masih bisa beraktivitas seperti biasa, yang berbeda hanyalah kurangnya waktu luangmu diluar rumah karena ada seorang istri yang menantimu dirumah, menyediakanmu segala hal yang diperlukan.
Aku bisa membayangkan betapa bahagianya dengan keluarga seperti itu. Tak ada paksaan juga tekanan, karena semua didasari dengan rasa sayang juga kebersamaan.

Keinginan ini sudah kupendam sejak lama, hanya saja aku juga gak bisa sembarangan memilih calon suami yang akan mendampingiku seumur hidupku.
Satu hal yang perlu kamu tau, selama ini aku juga terjebak dalam dua keadaan yang sangat mengganggu fikiranku, menikah atau berkarir.
Karena jika aku memilih untuk menikah, maka karirku tak seperti yang aku inginkan, sementara aku juga ingin sukses dalam berkarir, kebanyakan perusahaan menginginkan karyawan yang belum menikah.

Tapi hasrat ku ini sangat kuat, banyak pro dan kontra akan keinginanku ini, ada yang memberiku nasehat untuk menyegerakan pernikahan, ada juga yang menyuruh untuk berkarir karena usia yang terbilang muda, hanya saja menurutku usiaku bukan muda lagi, walaupun masih banyak yang lebih tua usianya dan belum menikah, tapiaku mengkhawatirkan usia ini. Aku juga mengkhawatirkan kesalahan yang akan kulakukan dalam menjalin sebuah hubungan yang biasa disebut pacaran.

Menurutku 1 tahun cukup untuk mengenal karakter masing-masing, dan aku rasa aku telah cukup mengenalmu. Apa fikiranku ini salah?
Mungkin kamu tlah banyak menyusun rencana untuk masa depan kita, aku dukung semua itu, tapi aku tak mau terlalu berencana saying…karena terlalu sakit klo semua itu tak seperti yang kita harapkan,bukankah kita lebih mantap menyusun rencana saat kita sudah menikah?Menyatukan untuk satu tujuan, apa apa saja yang ingin kita raih dan kita miliki.

Mungkin kamu adalah penganut faham yang mengatakan belum siap menikah apabila belum mapan dari segi materil, aku juga begitu… kamu ingin segalanya perfect saat melanjutkan sebuah hubungan ke jenjang pernikahan.
Itu wajar, aku tau kamu melakukan semua itu karena kamu ingin membahagiakan aku. Semua itu memang sangat kita butuhkan, apalagi saat ini, dimana persaingan semakin ketat, juga mahalnya biaya hidup baik primer maupun sekunder.

Tapi sampai kapan kamu ingim mewujudkan semua itu? semakin lama waktu berjalan, semakin banyak yang akan difikirkan, dan semakin mahal pula biaya hidup yang harus dikeluarkan..
Kita tak pernah tau apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang, tapi jika kita mempunyai niat yang baik untuk suatu urusan, aku yakin Allah pasti memberikan kemudahan, apalagi kita mempunyai niat untuk menyempurnakan.
Tidakkah kamu sadari, selama ini kamu telah memiliki niat yang tulus dalam hatimu, walau kamu sempat merasa putus asa, namun perlahan tapi pasti, kamu mendapatkannya satu demi satu, tawaran itu mengalir walau belum seperti yang kamu inginkan, hanya saja itu adalah proses akan niat baikmu.

Aku tak bisa menjelaskan dengan detail akanhal itu, aku takut kamu akan merasa seolah aku mengguruimu atau mungkin memaksamu,
bukan-bukan itu yang aku mau, aku hanya ingin meluruskan maksudmu, akuakan tetap menunggumu. Sampai merasa siap. Tapi aku tak mau kamu terus berfikir akan semua materil, karena aku yakin seiring berjalannya waktu kita pasti bisa mewujudkannya bersama-sama.
Kamu mengatakan agar aku tak perlu memikirkan dan mengkhawatikanmu, tapi aku tak bisa, karena aku tau sikapmu yang selalu merasa bisa dan menganggap semua mudah, itu yang aku khawatirkan.Istirahat yang kurang dan tidak beraturan bisa membuatmu sakit, bagaimana bisa aku tidak memikirkanmu? Kamu tau…. kamu adalah semangatku, separuh dari hidupku, bagaimana bisa aku melupakanmu jika kamu sudah terpatri dalam hatiku.

Mungkin kamu tak pernah tau akan hal itu, seberapa besar akumencintaimu, mengharapkanmu tuk menjadi pendampingku. Menjadi imamuntukku juga anak-anakku kelak.
Kadang aku juga merasa heran, mengapa aku begitu menyanjungmu, tak perduli akan yang lain. Kamu yang terbaik, segalanya untukku.

Sayang aku terus berdoa untuk kita, semoga Allah memberikan kemudahan dan melimpahkan rahmatnya pada kita. Amien….