Thursday, September 30, 2010

Konsep Bisnis

Hari ini saya ikutan KMB yaitu Kelompok Mentoring Bisnis. Catatan saya selama mentoring bisnis ini:

1. Untuk memulai usaha aka bisnis bukan sekedar berdagang kita mesti punya Clear Concept!.. jangan memulai bisnis asal2an, tanpa konsep.. karena nantinya akan susah menjadi besar, susah berkembang.. lantas kita keburu lelah, trus ganti bisnis laen... :(

2. mesti punya visi dan misi.. inget kata om Bob Sadino.. jangan pernah berfikir UKM (usaha kecil menengah) tapi selalu berfikir bahwa kita itu UBB => Usaha Bakal Besar.

3. Faith, mesti punya keyakinan terhadap bisnis yang kita jalanin. kalo kita aja ga yakin, gimana orang lain...

4. Brave, mesti berani.. yaaa meninggalkan zona nyaman di kantor memang butuh keberanian.. juga mulai berinvestai dalam usaha kita. Keberanian yang penuh perhitungan.. itu sifat dasar yg kudu, harus, wajib dimiliki.

5. Modal, sengaja ditaro paling akhir, karena ini memang bukan yang utam tetapi harus punya. dipostingan saya sebelumnya (lipat gandakan uang jadi modal).. saya pernah ngebahas bahwa usaha itu ga perlu modal besar, asalkan pinter ngelolanya... nah.. itu dia, ga perlu punya modal besar tapi harus punya modal :D bisa keahlian, konsep, ketrampilan, duit atau apapun bentuk modalnya..

semangattttt... go Kios Delima

Tuesday, September 21, 2010

belajar menulis

Workshop 2 hari tentunya tidak akan merubah seorang yang gagu mendadak bisa lancar berbicara. Namun beberapa penjelasannya inspiratif untuk menggugah terutama untuk mereka yang memang berminat dan berhubungan dengan bidang tulis-menulis.

Pertanyaan klasik untuk para penulis adalah, ‘Kamu dapat ide darimana sih?’. Jawabannya juga akan klasik, ‘Dimana-mana juga ada kok’. Bisa dari cerita sahabat, rubrik psikologi di majalah, artikel koran, masa lalu, perjalanan ke kantor, dan masih banyak lagi. Yang bisa menjadi modal untuk mencari ide tersebut adalah dengan melepas kacamata kuda untuk melihat suatu kasus sebagai hal yang biasa-biasa saja, dan mulai memandangnya sebagai sesuatu yang menarik. Pertanyaan, ‘What if?’ bisa menjadi katalisator untuk menggali ide dan membuat sesuatu yang sederhana bisa menjadi lebih menarik.

Tidak perlu memaksakan diri untuk menulis sesuatu yang ajaib seperti Harry Potter atau ‘berat’, yang kadang membuat kita mampet ide dan berakhir dengan tidak jadi menulis. Contoh sederhana adalah sitkom ‘Friends’. Sitkom ini mengusung tema sederhana yang jika diceritakan dengan sudut pandang imajinatif dan dialong smart maka akan menjadi film yang sangat baik dengan jutaan penonton. Hal-hal sederhana namun menggugah bahkan bisa mengajarkan nilai-nilai sosial tanpa harus bersusah payah memberikan dialog panjang dan berat…

Yang penting adalah untuk berpegang teguh kepada ide yang sudah dimiliki, dan tentukan 3 bagian utama yaitu awal, tengah, dan akhir. Dengan demikian sudah ada pegangan untuk pengembangan cerita dan yang jelas sudah paham akan tujuan akhirnya sehingga tulisan yang dibuat akan terus mengacu kesitu.

Berikut beberapa tips Menulis untuk Dibaca:

  1. Mengandung unsur manusia.

Manusia suka membaca tulisan tentang manusia lainnya. Tulisan akan efektif jika penulisnya mampu mengambil jarak dan membiarkan pembacanya bertemu, berkenalan serta mendengar sendiri gagasan/informasi/perasaan dari manusia-manusia di dalam tulisannya. Dengan memperkenalkan pembaca kepada orang-orang yang menciptakan gagasan dan menggerakkan peristiwa. Atau dengan menghadirkan orang-orang yang terpengaruh oleh gagasan dan peristiwa itu.

''Don't say the old lady screamed -- bring her on and let her scream,'' kata Mark Twain, jurnalis dan novelis pengarang The Adventure of Tom Sawyer.

2. Pengalaman spesifik dan konkret.

Tema yang diusung sebaiknya sesuatu yang benar-benar dikuasai oleh penulis. Engga lucu kan kita menulis hal-hal yang kita sebagai penulisnya sendiri engga ngerti apa itu…

3. Menulis ringkas dan padat.

Kalimat yang bagus terdiri dari 15 – 20 kata agar pembaca tidak lelah dan tetap fokus pada pesan utama.

  1. Menulis dengan jelas.

Sebaiknya kita menghindari akronim dan singkatan, terutama singkatan yang tidak biasa. ABRI adalah contoh akronim yang biasa dan dipahami oleh banyak orang.

1 contoh kliping berita koran menarik tentang singkatan:

POM Amankan Satu Kompi Anggota Yonif

721 Makassau

[Republika - Senin, 25 Juni 2007]

Sebanyak satu kompi anggota Batalyon Infanteri (Yonif) 721/Makassau Parepare, Sulawesi Selatan, diamankan di Detasemen Polisi Militer (DenPON) Parepare untuk diperiksa terkait kasus pengrusakan Kantor Polsekta Mambuliling, Kabupaten Polewali Mandar (Polman) Sulawesi Barat (Sulbar)pada Sabtu (23/6) sekitar pukul 10.00 Wita.

  1. Menulis untuk semua orang bukan segelintir orang.
Oleh karena itu hindari kata sulit dan sesuatu yang bersifat abstrak. Apabila temanya memang sedikit abstrak adabaiknya dijelaskan lebih dalam dan luas agar lebih dekat dengan pembaca.

love

Love is the fundament of our everyday life.

It is not easy to define what love is all about because love concerns many aspects and surely we can never describe what we exactly mean with love.

For me! Love are built by three feelings, there are:

First, emotional connection. If we’ve love someone its mean there’s connection between us. It gives strength and grows beyond me-to bolster my beloved. I am warmed by his presence, even when he is away. Miles do not separate us because our feeling has been connecting each other. Near or far, its doesn’t matter!

Second, sense of belonging. Its full of confidence. When he’s away, I never wonder if he’s cheating trust and it doesn’t make him even trustworthy. Near or far, I know he’s mine and I can wait!

Third, love is not infatuation. Infatuation is instant desire. It is one set of glands calling to another. Love is friendship that has caught fire. It takes root and grows-one day at a time. A feeling of insecurity marks infatuation. Love is quite understanding and the mature acceptance of imperfection. Infatuation is lacks of confidence!

However, for me love is the greatest mystery in our live. Love is an upper, it makes me look up. It makes me think up. It makes me a better person than I was before.

Thursday, September 2, 2010

Knowledge management

Mengenal Knowledge Management


Salah satu fase penting yang mengawali perkembangan knowledge management adalah munculnya knowledge workers atau pekerja berpengetahuan. Seperti dijelaskan Peter F Drucker, dunia saat ini telah bergeser ke masyarakat yang bekerja berdasarkan pengetahuan (dari muscle ke knowledge workers). Sederhananya, ketika kuli angkut bergeser menjadi operator forklift, maka sudah terjadi pergeseran dari otot kepada pengetahuan menjalankan forklift. Dan perlahan-lahan angkatan kerja bergeser ke arah pekerja berpengetahuan, yang mendorong gerak ke ’jaman pengetahuan’ di tingkat masyarakat. Di banyak negara pekerja berpengetahuan ini menjadi begitu dominan dan memunculkan, apa yang disebut Drucker sebagai masyarakat berpengetahuan atau knowledge society (K-Society) sebagai karakteristik yang dominan.


Kondisi inilah yang kemudian memunculkan knowledge management (KM). Pengetahuan di dalam sebuah organisasi kemudian didefinisikan sebagai kumpulan keahlian, pengalaman dan informasi yang dimiliki oleh individu dan kelompok kerja, selama menjalankan tugasnya. Pengetahuan ini diproduksi dan disimpan di dalam pikiran individu, dan secara implisit di terjemahkan dan didokumentasikan dalam proses, layanan dan sistem yang berlaku di dalam organisasi. Sehingga, sebuah inisiatif KM yang sukses haruslah berhasil mengelola, baik explicit knowledge ataupun tacit knowledge.

Explicit knowledge adalah pengetahuan yang bisa diekspresikan dalam bentuk angka dan kata, sehingga bisa didokumentasikan secara formal dan sistematis dalam bentuk data, spesifikasi, manual, dll. Sederhananya explicit knowledge adalah ‘tahu tentang’ (knowing about), sedang tacit knowledge merujuk kepada pengertian “tahu bagaimana” (know how), yang mencakup insight, intuisi, dan firasat, yang tumbuh karena pengalaman, dan sulit diformalisasikan apalagi dibagikan kepada orang lain. Jika explicit knowledge bisa ditemukan dalam bentuk laporan, data, kebijakan, dan dokumen lainnya, tacit knowledge perlu dikonversikan kedalam bentuk explicit knowledge agar proses sharing bisa terjadi.


Proses transfer dari tacit knowledge menjadi explicit knowledge antara individu dan diantara individu di dalam atau diantara organisasi inilah yang menjadi point penting yang mendasari munculnya KM.

Sederhananya, KM mengandaikan informasi dan pengetahuan yang dapat diakses, dikelola dengan baik. KM juga mengandaikan adanya perilaku kolektif yang saling belajar dan saling berbagi pengetahuan. Tatkala hal ini tercapai, maka organisasi dapat menyerap pengetahuan dan proses pengetahuan dari pekerjanya, menjadi intellectual capital organisasi. Modal intelektual inilah yang dapat mentransformasikan organisasi kedalam kapasitas yang lebih kompetitif terhadap pesaingnya, sekaligus memastikan organisasi tetap produktif sekalipun pergantian staf terjadi terus menerus.