Thursday, September 2, 2010

Knowledge management

Mengenal Knowledge Management


Salah satu fase penting yang mengawali perkembangan knowledge management adalah munculnya knowledge workers atau pekerja berpengetahuan. Seperti dijelaskan Peter F Drucker, dunia saat ini telah bergeser ke masyarakat yang bekerja berdasarkan pengetahuan (dari muscle ke knowledge workers). Sederhananya, ketika kuli angkut bergeser menjadi operator forklift, maka sudah terjadi pergeseran dari otot kepada pengetahuan menjalankan forklift. Dan perlahan-lahan angkatan kerja bergeser ke arah pekerja berpengetahuan, yang mendorong gerak ke ’jaman pengetahuan’ di tingkat masyarakat. Di banyak negara pekerja berpengetahuan ini menjadi begitu dominan dan memunculkan, apa yang disebut Drucker sebagai masyarakat berpengetahuan atau knowledge society (K-Society) sebagai karakteristik yang dominan.


Kondisi inilah yang kemudian memunculkan knowledge management (KM). Pengetahuan di dalam sebuah organisasi kemudian didefinisikan sebagai kumpulan keahlian, pengalaman dan informasi yang dimiliki oleh individu dan kelompok kerja, selama menjalankan tugasnya. Pengetahuan ini diproduksi dan disimpan di dalam pikiran individu, dan secara implisit di terjemahkan dan didokumentasikan dalam proses, layanan dan sistem yang berlaku di dalam organisasi. Sehingga, sebuah inisiatif KM yang sukses haruslah berhasil mengelola, baik explicit knowledge ataupun tacit knowledge.

Explicit knowledge adalah pengetahuan yang bisa diekspresikan dalam bentuk angka dan kata, sehingga bisa didokumentasikan secara formal dan sistematis dalam bentuk data, spesifikasi, manual, dll. Sederhananya explicit knowledge adalah ‘tahu tentang’ (knowing about), sedang tacit knowledge merujuk kepada pengertian “tahu bagaimana” (know how), yang mencakup insight, intuisi, dan firasat, yang tumbuh karena pengalaman, dan sulit diformalisasikan apalagi dibagikan kepada orang lain. Jika explicit knowledge bisa ditemukan dalam bentuk laporan, data, kebijakan, dan dokumen lainnya, tacit knowledge perlu dikonversikan kedalam bentuk explicit knowledge agar proses sharing bisa terjadi.


Proses transfer dari tacit knowledge menjadi explicit knowledge antara individu dan diantara individu di dalam atau diantara organisasi inilah yang menjadi point penting yang mendasari munculnya KM.

Sederhananya, KM mengandaikan informasi dan pengetahuan yang dapat diakses, dikelola dengan baik. KM juga mengandaikan adanya perilaku kolektif yang saling belajar dan saling berbagi pengetahuan. Tatkala hal ini tercapai, maka organisasi dapat menyerap pengetahuan dan proses pengetahuan dari pekerjanya, menjadi intellectual capital organisasi. Modal intelektual inilah yang dapat mentransformasikan organisasi kedalam kapasitas yang lebih kompetitif terhadap pesaingnya, sekaligus memastikan organisasi tetap produktif sekalipun pergantian staf terjadi terus menerus.

No comments:

Post a Comment