Kami berangkat ke Padang dengan pesawat pertama, tiba di MIA (minangkabau Internasional Airport) pukul 7.30 pagi. Meskipun masih dalam suasana lebaran, namun libur lebaran telah usai sehingga kami bisa memperpanjang daftar wajib kunjung. Berencana akan membawa mobil sendiri, tapi ortuku engga setuju, jadi dianter sodara sepupuku yang kebetulan sedang lewat padang (mau pulang ke pekanbaru) kami muter2 tuk cari travel ke maninjau. Tepat didepan minang plaza, kami bertemu seseorang yg menawarkan mobilnya untuk disewa saja. dia menawarkan 150ribu untuk mengantar kami berdua ke maninjau, dengan kalkulasi bayar penuh begitu kilahnya. kami fikir harga segitu cukuplah, jadi kami langsung setuju.
Meluncur dengan avanza baru, perjalanan ke maninjau sempat berbelok arah. Rencana awal kami akan menyusuri padang - tiku - lubuk basung - maninjau. jalur ini akan menyusuri pantai, namun udara di padang saat itu sangat panas. kebayang deh perjalanannya bakal kurang seru. akhirnya kami memutuskan untuk menyusuri padang panjang - bukit tinggi - koto - maninjau. jalan ini termasuk favorit karena harus melewati kelok ampek2 yg terkenal itu!...
waktu sudah lewat tengah hari, ketika kami melewati Sicincin, saya sempat menawari untuk makan siang dulu tapi suami kekeh pingin makan di padang panjang, apalagi klo bukan Sate Mak Syukur!.. Pemandangan menjelang air terjun Lembah Anai didominasi oleh bukit hijau yang menyejukkan mata disertai suhu sejuk. memasuki wilayah ini AC langsung dimatikan, sayang sekali tidak meningkati udara luar yg segar & dingin.
Air terjun lembah Anai betul-betul terletak di tepi jalan raya dan mudah dijangkau sehingga kami putuskan untuk mampir berfoto sebentar meski saya sempat tergoda untuk berenang. Sebuah gua berlumut dibalik air terjun dan tatahan batu cadas yang bersusun rapih alami akibat gerusan air menjadi pembeda dengan beberapa air terjun lain yang pernah saya kunjungi. Dari sini perjalanan dilanjutkan menuju Padang Panjang untuk singgah di sate Mak Syukur yang legendaris.
Sate Mak Syukur, penuh, kami sempat mengantri rapi tadinya. setelah beberapa menit baru kami sadari, semua orang berebut kursi ternyata... maklum suasana lebaran masih kentara. sate dengan teh talua memang padanan yang tepat! pedas, gurih berpadu dengan manis dan kental.. hhhmmm maknyusss...
perut telah penuh terisi, waktunya melanjutkan perjalanan. Lepas Padang Panjang yang sejuk, di persimpangan padang luar kami melipir ke arah kiri, menyusuri koto. melewati kampung ibuku, sungai tanang. rencananya, setelah dari maninjau baru kami akan mampir di sungai tanang.
dari arah ini, kita akan melewati kelok ampek2 yang ke 44. kami sempat berfoto dulu, menikmati indahnya panorama dibawah.. mata dimanjakan dengan hijau dedaunan, kuningnya padi, hijau lumut danau maninjau serta birunya langit.. sungguh menakjubkan.. saya memenuhi paru2 dengan segarnya udara.. Subhanallah!
kelar menyusuri kelok 44, karena hari telah sore, kami memutuskan untuk cek in di maninjau indah hotel, hotel ini tepat ditepi danau maninjau. dari kamar, kami dapat langsung menikmati danau... sayang harga hotelnya terlalu mahal, mungkin karena masih musim libur lebaran. kondisi kamarnya pun tidak memuaskan plus kotor..
setelah puas melepas penat dikamar hotel - plus foto2- kami memutuskan untuk menyusuri danau maninjau dimalam hari sekaligus cari makan. ada 2 jenis makanan yg sudah aku incar: Pensi dan Ikan Bilih. kedua jenis makanan ini memang khasnya maninjau, bahkan saya belum pernah menemukan makanan ini ditempat lain. Pensi adalah kerang kecil yang hidup didanau. sangat mudah ditemukan, karena hampir setiap perapata terdapat penjualnya, dijual seperti kacang rebus di jakarta. ikan bilih tak kalah nikmat!...
Lain kali perlu riset lebih teliti dan waktu yang lebih panjang untuk mengunjungi masing masing tempat ini.
No comments:
Post a Comment